Ruben Amorim, dengan segala keberhasilannya di Sporting CP, kini memulai babak baru dalam karier kepelatihannya bersama PSG.
Langkah ini bisa menjadi titik balik bagi kariernya, dan tentunya sebuah tantangan besar untuk membuktikan kemampuannya di pentas Eropa yang lebih besar. Dengan pengalaman, filosofi permainan yang progresif, dan kemampuan mengelola pemain bintang, Ruben Amorim bisa menjadi kunci keberhasilan PSG untuk meraih impian besar mereka di Liga Champions. Dibawah ini PSG INT akan memberikan informasi menarik yang wajib anda ketahui.
Awal Karier Ruben Amorim
Ruben Amorim adalah salah satu pelatih muda yang tengah mencuri perhatian dunia sepak bola, namun perjalanan kariernya dimulai sebagai seorang pemain dengan prestasi yang juga sangat mengesankan. Lahir pada 27 Januari 1985 di Lisbon, Portugal, Ruben Amorim tumbuh di tengah-tengah dunia sepak bola, sebuah dunia yang sudah dikenal baik oleh keluarga dan teman-temannya.
Ruben Amorim memulai perjalanan sepak bolanya di Akademi Benfica, salah satu akademi sepak bola paling terkenal di Portugal, yang telah menghasilkan banyak pemain kelas dunia. Di sana, Amorim menunjukkan kemampuannya yang luar biasa sebagai gelandang. Meskipun tidak memiliki kemampuan mencetak gol yang spektakuler.
Pada 2004, Amorim melakukan debut profesionalnya bersama Benfica, meskipun ia harus berjuang keras untuk mendapatkan tempat utama di skuad utama. Di Benfica, Amorim bermain di posisi gelandang bertahan atau sentral, meskipun ia juga bisa bermain lebih ke depan.
Melangkah Ke Dunia Kepelatihan Ruben Amorim Dari Pemain Ke Pelatih
Setelah pensiun lebih awal sebagai pemain sepak bola, Ruben Amorim memulai perjalanan barunya sebagai pelatih dengan cepat dan penuh ambisi. Pengalaman panjangnya di lapangan sebagai seorang gelandang dengan kemampuan teknis dan pemahaman taktik yang mendalam memberinya fondasi yang kuat untuk melangkah ke dunia kepelatihan.
Ruben Amorim mengakhiri karier bermainnya pada usia yang relatif muda 32 tahun pada tahun 2017. Meskipun masih berada di puncak kariernya sebagai pemain, cedera yang kerap menghantam tubuhnya membuatnya merasa bahwa waktunya di lapangan sudah hampir habis. Keputusan untuk pensiun dini ini ternyata menjadi langkah yang cerdas, karena Amorim segera beralih ke dunia kepelatihan dengan semangat dan komitmen yang besar.
Setelah pensiun, Amorim mengumumkan bahwa ia ingin mengikuti jejak sejumlah mantan pemain yang sukses berkarier sebagai pelatih. Dalam wawancaranya, ia menyatakan bahwa ia merasa sangat tertarik untuk memahami sisi lain dari permainan sepak bola, yaitu taktik dan strategi di balik setiap pertandingan. Dengan latar belakangnya sebagai pemain yang berpengalaman di level tertinggi, ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaimana tim beroperasi dan apa yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.
Baca Juga: Kylian Mbappé Keluar Dari Tim Nasional Prancis: Alasan di Balik Keputusan Deschamps
Menghadapi Tantangan Di Klub-Klub Eropa
Perjalanan karier Ruben Amorim di Sporting CP sudah penuh dengan prestasi, tetapi juga tidak lepas dari tantangan besar. Peningkatan kualitas tim, perbaikan mentalitas para pemain muda, serta pengelolaan skuad di level tertinggi menjadi tantangan utama yang dihadapinya.
Namun, jika ada satu hal yang membedakan Amorim dari pelatih muda lainnya, itu adalah kemampuannya. Untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Sebagai contoh, pemain muda seperti Pedro Gonçalves dan Nuno Mendes yang sebelumnya belum dikenal luas, di bawah kepemimpinan Amorim berkembang menjadi bintang besar yang kini menjadi incaran klub-klub top Eropa.
Selain itu, Ruben Amorim juga dikenal sebagai pelatih yang sangat fleksibel dalam hal taktik. Meskipun ia lebih suka bermain dengan formasi 3-4-3 atau 4-3-3, ia tidak ragu untuk mengubah pendekatannya sesuai dengan lawan yang dihadapi. Keberagaman strategi inilah yang membuat Amorim menjadi pelatih yang sangat dihormati, bahkan oleh lawan-lawannya.
PSG Menjadi Pelatih Pertama Ruben Amorim Di Paris
Setelah sukses besar bersama Sporting CP, tak heran jika nama Ruben Amorim masuk dalam radar sejumlah klub besar Eropa. Salah satu klub yang paling serius tertarik dengan jasanya adalah Paris Saint-Germain (PSG), raksasa sepak bola Prancis yang tak pernah puas dengan trofi domestik dan selalu berambisi meraih kejayaan Eropa.
PSG, di bawah manajemen Qatari, telah menjadi salah satu klub terkaya dan terkuat di Eropa. Meskipun sering mendominasi Ligue 1, mereka gagal meraih Liga Champions dalam beberapa tahun terakhir. Di sinilah Ruben Amorim dianggap bisa memberikan dampak besar. Filosofi permainan agresif dan dinamisnya di Sporting CP dianggap cocok untuk PSG yang memiliki skuad bertabur bintang, seperti Kylian Mbappé, Neymar, dan Lionel Messi (meskipun Messi sudah hengkang ke Inter Miami).
Selain itu, Amorim juga dikenal sebagai pelatih yang mampu mengelola skuad besar dengan ego yang tinggi. Ia terbukti berhasil mengelola pemain-pemain muda berbakat di Sporting CP, dan ini bisa menjadi aset besar dalam menangani pemain-pemain berstatus superstar di PSG.
Ruben Amorim Dan Manchester United Sebuah Refleksi
Sebelum terhubung dengan PSG, ada sejarah menarik antara Ruben Amorim dan Manchester United. Sejak masa kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer, serta beberapa nama besar seperti Mauricio Pochettino dan Erik ten Hag, Manchester United sebenarnya sudah lama menargetkan pelatih muda. Dan berbakat yang bisa memberikan arah baru bagi klub yang tengah mengalami transisi besar.
Dalam beberapa laporan yang muncul pada 2021, Ruben Amorim menjadi salah satu kandidat pelatih yang paling dipertimbangkan oleh manajemen United. Ada beberapa alasan mengapa nama Amorim muncul dalam radar mereka. Yang pertama, filosofi permainan yang mengutamakan penguasaan bola. Dan pressing tinggi, sangat cocok dengan tradisi Manchester United yang mengedepankan serangan cepat dan permainan terbuka. Kedua, Amorim memiliki kemampuan untuk mengembangkan pemain muda, yang sangat penting mengingat United memiliki banyak talenta muda yang bisa dikembangkan.
Kenapa PSG Memilih Ruben Amorim?
PSG akhirnya sukses mendatangkan Ruben Amorim setelah menggantikan Christophe Galtier yang dianggap. Tidak mampu membawa klub meraih kesuksesan besar di Eropa. Mengapa PSG memilih Ruben Amorim? Ada beberapa alasan yang mendasari keputusan tersebut.
Amorim terbukti memiliki kemampuan untuk mengelola pemain dengan karakter yang kuat. Dan ego tinggi, seperti yang ia tunjukkan di Sporting CP. Pengalaman ini sangat dibutuhkan di PSG, di mana banyak pemain bintang yang berperan besar dalam kesuksesan tim, seperti Kylian Mbappé dan Neymar.
Amorim dikenal sebagai pelatih yang tidak hanya menganut filosofi permainan menyerang, tetapi juga mampu mengatur lini pertahanan dengan solid. PSG membutuhkan pelatih yang tidak hanya tahu cara menyerang, tetapi juga bagaimana mengatur. Pertahanan yang rapat, terutama dalam kompetisi Eropa yang sangat kompetitif.
Kesimpulan
Perjalanan Ruben Amorim dari seorang pemain yang memiliki karier cemerlang ke pelatih muda berbakat adalah. Kisah inspiratif tentang dedikasi, visi, dan ketekunan. Meskipun mengakhiri karier bermainnya lebih awal akibat cedera, Amorim berhasil menunjukkan bahwa dunia. Sepak bola tidak hanya tentang apa yang dilakukan di lapangan, tetapi juga tentang bagaimana memahami permainan. Secara mendalam dan mengarahkan tim menuju kesuksesan.
Sebagai pelatih, Amorim menunjukkan bakat luar biasa sejak langkah pertamanya di Benfica B dan Braga, tempat. Di mana ia pertama kali mengasah filosofi permainan yang menekankan penguasaan bola, serangan cepat, dan soliditas pertahanan. Keberhasilannya di Braga, yang berhasil membawa tim ini bersaing di papan atas. Liga Portugal dan Eropa, menjadi langkah penting yang membuka jalan menuju kesuksesan lebih besar di Sporting CP. Simak dan ikuti terus informasi sepak bola secara lengkap hanya di psgint.com.